Bhakti memburu dan pemberantasan jentik nyamuk
Puluhan anggota gerakan pramuka yang tergabung di satuan karya bhakti husada (SBH) Kabupaten Subang menggelar bhakti di wilayah Desa Gambarsari Kecamatan Pagaden. Mereka memburu jentik nyamuk di rumah warga sekaligus memberikan penyuluhan untuk rutin melakukan dan menjaga lingkungan tetap bersih.
“Kegiatan ini memang rutin sekaligus sebagai pembelajaran bagi anggota kami, salah satu mengenai pemantauan jentik nyamuk untuk menurunkan kasus demam berdarah, “kata Pamong SBH Kabupaten Subang, Jahidin, SKM didampingi Andalan Urusan Satuan Karya Pramuka Subang, Ichlas M.Simon, Senin (16/1/17).
Jahidin menjelaskan kalau pramuka yang giat di SBH selalu dididik tentang kesehatan sehingga mampu dan mau menyebarkan informasi kesehatan. “Pada kegiatan tadi pun seluruh anak disebar di 89 rumah atau kepala keluarga yang ada di RW 01 untuk diperiksa setiap bak mandinya. Begitu ditemukan maka pemilik rumah diberi penyuluhan terkait DBD dan bahayanya, “katanya.
Hasilnya setelah didata ternyata dari 89 KK sebanyak 34%nya atau 31 KK ditemukan jentik nyamuk dan positif nyamuk aedes aegypti. Untuk langkah selanjutnya temuan tersebut diberikan ke Puskesmas Pagaden dan Dinas Kesehatan. “Jadi kami juga memohon kepada warga untuk rajin membersihkan bak mandi dengan menggosoknya karena karakter telur nyamuk demam berdarah tergolong bandel dan bisa hidup walaupun lama tidak terkena air, “ungkap Jahidin.
Kasus Menurun
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr.Hj.Dwinan Marchiawati,MARS yang dihubungi terpisah mengaku bangga dengan apa yang telah dilakukan anggota Pramuka SBH. Dirinya berharap pemantauan jentik dilakukan dengan konsisten setiap tiap pekan atau libur dan tentu saja setiap rumah pun untuk menjaga kebersihan.“Kalau cuma disemprot, dimatikan, itu kurang. Dan tindakan preventif yaitu tadi melakukan pemantauan supaya jentik ini tak tumbuh berkembang menjadi nyamuk,” jelasnya.
Dikatakannya memasuki pertengahan tahun 2017, warga masyarakat yang terserang penyakit DBD di wilayah kerjanya mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dengan bulan yang sama di tahun 2016 lalu. Berdasarkan data Sebelumnya mencapai 60 orang lebih, sekarang hanya mencapai 10 orang, yang terupdate dari laporan dari Puskesmas.
"Alhamdulillah, sekarang masyarakat Subang, yang terjangkit DBD, tidak sebanyak tahun lalu," ujar Dwinan. Namun demikian pihaknya tetap menyiagakan pelayanan di hampir setiap Puskesmas untuk masyarakat yang terjangkit DBD. Sebab perubahan cuaca seperti saat ini ada tiga jenis penyakit yang perlu diwaspadai, yaitu penyakit berbasis lingkungan, seperti DBD, ISPA, dan Diare.
Tidak ada komentar